- Back to Home »
- artikel , info , Jejak Petani »
- 3 Penemu Indonesia Dibidang Pertanian dan Peternakan
Posted by : Unknown
Saturday, 1 November 2014
Cukup banyak tokoh-tokoh asal Indonesia
yang berjasa dibidang pertanian, perkebunan dan peternakan. Hasil
temuan para tokoh ini pun masih digunakan hingga saat ini dan bermanfaat
bagi banyak orang. AgrikulturPedia.com akan mengulas 3 tokoh tersebut
yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Mujair
Mujair |
Anda mengenal ikan mujair? Mujair
sebenarnya adalah nama seorang yang pada tahun 1939 menemukan jenis
ikan yang pada
akhirnya dinamai dengan nama yang sama di muara sungai Serang, Blitar.
Mujair kemudian berhasil mengembangbiakkan ikan yang bukan asli dari
perairan Indonesia dan menjadi populer hingga saat ini.
Ikan mujair itu berhasil dikembangbiakkan oleh Pak Mujair dengan baik, padahal, awalnya ikan itu merupakan ikan air laut.
Ikan Mujair | Sumber Gambar: BelantaraIndonesia.org |
Ikan mujair itu berhasil dikembangbiakkan oleh Pak Mujair dengan baik, padahal, awalnya ikan itu merupakan ikan air laut.
2. Mukibat
Mukibat dengan singkongnya | Sumber Gambar: BelantaraIndonesia.org |
Mukibat adalah seorang petani sederhana dari Kediri. Ia menemukan sistem penanaman singkong yang
revolusioner pada tahun 1950.
Mukibat berhasil menempelkan batang ketela pohon karet yang daunnya
rimbun di atas ketela pohon biasa (grafting). Hasilnya pun ternyata luar
biasa. Dengan sistem pemanenan berulang, sebuah
ketela pohon dapat memproduksi hingga 5 kali lipat dari yang biasanya.
Untuk menghormati sistem tempel pada ketela pohon saat ini secara
internasional dinamai sistem Mukibat, meskipun saat ini banyak orang
mengaku-aku sebagai sistem mereka dengan sedikit modifikasi dari
aslinya.
3. Tjandramukti
Tjandramukti | Foto: Istimewa |
Tjandramukti dikenal sebagai peneliti pertanian tropis dan salah satu pelopor mixed farming
yang mengabdikan hampir seluruh hidupnya di desa. Ia berhasil menemukan varietas kedelai baru yang memiliki
produktifitas yang tinggi pada sekitar tahun
2000. Produktifitas kedelai itu bisa mencapai 3,4 ton per hektar (salah satu yang
tertinggi di daerah tropis secara internasional), jika dibandingkan rata -
rata nasional yang hanya 1,3 ton per hektar.
Kedelai ini memiliki ukuran besar, protein yang tinggi (43,9 %), umur yang pendek ( 72 hari ), dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik di daerah tropis bila ditanam dengan best practice yang beliau kembangkan. Hasil pemurnian bertahun- tahun dalam keadaan yang terkontrol, pada akhirnya menghasilkan dua varietas kedelai unggul, yang pertama telah diserahkan kepada pemerintah daerah dan didaftarkan menjadi benih kedelai unggul nasional dengan nama Kedelai Grobogan, sementara varietas yang lain belum didaftarkan.
Selain kedelai, Tjandramukti juga menemukan konsep sumur resapan komunal untuk memanen air hujan di lahan persawahan serta metode optimalisasi tanaman subtropis di daerah tropis seperti ketela pohon, jagung, dan kedelai.
Kedelai ini memiliki ukuran besar, protein yang tinggi (43,9 %), umur yang pendek ( 72 hari ), dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik di daerah tropis bila ditanam dengan best practice yang beliau kembangkan. Hasil pemurnian bertahun- tahun dalam keadaan yang terkontrol, pada akhirnya menghasilkan dua varietas kedelai unggul, yang pertama telah diserahkan kepada pemerintah daerah dan didaftarkan menjadi benih kedelai unggul nasional dengan nama Kedelai Grobogan, sementara varietas yang lain belum didaftarkan.
Selain kedelai, Tjandramukti juga menemukan konsep sumur resapan komunal untuk memanen air hujan di lahan persawahan serta metode optimalisasi tanaman subtropis di daerah tropis seperti ketela pohon, jagung, dan kedelai.